Jumat, 08 Maret 2013

Cinta Pertama Dinda

Karya : Celia Adinda Wibowo

Suatu hari ada seseorang yang bernama Dinda, pas kenaikan kelas 9 dia masuk kelas 9A waktu itu Dinda ngga punya kenalan temen buat duduk bareng dikelas itu, suatu ketika temennya Dinda, si Tiara nyaranin Dinda buat duduk bareng sama sahabatnya Prilly yang kebetulan dia satu kelas sama Dinda. Waktu itu Dinda setuju, terus langsung deh kenalan sama Prilly. Prilly anaknya asik, baik, enak diajak ngobrol, kadang cuek, kadang sok tua, tapi gokil. Nah, akhirnya lama-lama Dinda udah jadi cs-an deh tuh sama Prilly tiap hari gaada yang namanya ngga bercanda pasti masalah sepele aja diomongin terus diketawain. Terus suatu hari wali kelas 9A itu memberikan peraturan kelas, bahwa mulai senin depan tempat duduk itu di rolling zikzak tiap hari.

>>Hari Senin Kemudian<<
Di hari pertama rolling, Prilly ngenalin Dinda ke Radian, anak asli Jakarta yang selalu koplak dan gokil. kata Prilly, Radian itu temennya Prilly waktu di kelas 7B.
Di hari kedua rolling, lama-lama Dinda sama Radian akrab. kalo Prilly sama Radian mah udah ngga usah ditanya lagi, orang dia udah sama-sama kenal banget waktu kelas 7.
Di hari ketiga Dinda, Prilly sama Radian selalu bercanda, ketawa terus mereka bertiga. tapi Dinda heran sama temen Radian yang duduk bareng di sebelahnya itu, dia selalu diam dan tidak ingin berbaur sama mereka. 
Nah di hari keempat ini, Dinda masih penasaran kenapa temennya Radian itu ngga mau ikutan gabung bercandaan bareng mereka apa mungkin temennya Radian itu pemalu? Waktu di hari keempat itu Dinda baru deh dikenalin sama Radian ketemennya yang pendiem itu, ternyata namanya anak pendiem itu Dwi. Waktu Dinda kenalan sama Dwi itu agak sedikit aneh, soalnya Dwi itu orangnya misterius banget.
Tapi ternyata pas lama-lama udah kenal orangnya lumayan asik.
Setelah 4sekawan sudah dipertemukan, mereka selalu bercanda bareng, ngomongin apa yang seharusnya mereka ngga omongin, ketawa yang seharusnya mereka ngga ketawain. Mengerjakan tugas bersama-sama, kadang sekelompok. berdiskusi tentang apa aja yang enak didiskusiin bagi mereka. Saat diadakan atletik di Gelora Bung Karno, mereka berangkat dan pulang atletik pun mereka bersama-sama konvoi dengan naik sepeda motor, pas waktu itu juga jalanan sepi, karena bertepatan dengan hari raya Nyepi jadi mereka teriak-teriak gakjelas dijalan dan nyanyi-nyanyi dijalan. Begitu dekatnya mereka, tiba saatnya Dinda mulai ada rasa aneh ke Dwi, karena Dwi melihat Dinda dengan mata yang tajam, fokus sekali saat menatap Dinda. Itu pun lebih dari sekali, dia sering melihat mata Dinda seperti itu. kemudian diam-diam Dinda jatuh cinta kepada Dwi, tapi soal itu Dinda sembunyikan kepada Prilly. Dia takut jikalau persahabatan berempat mereka jalin akhirnya putus.

Lama sekali Dinda memendam rasa itu didirinya sendiri, akhirnya waktu Dinda pulang bareng sama Prilly dia cerita semua tentang perasaan dia ke Dwi. Prilly agak sedikit kaget sih, tapi ditutupinya kekagetan itu oleh Prilly. lalu Prilly mempunyai ide untuk agar Dinda dan Dwi bisa jadi partner, Prilly meminta bantuan juga ke Radian, kemudian mereka berdua bekerja sama untuk Dinda dan Dwi.
Rasa sayang Dinda ke Dwi sangatlah besar karena apa saja semampu Dinda akan Dinda lakukan untuk Dwi. Saat itu keadaan gerimis didaerah sekitar sekolah mereka, Dinda dan Prilly sedang meneduh. Dinda tak sengaja melihat Dwi mengantarkan pulang teman perempuannya, Dinda tampak seperti panik, gelisah, tangan dingin dan bibir pucat. Prilly melihat keadaan Dinda dengan kawatir. Pikiran Dinda sudah negatif samua tentang Dwi, tetapi Prilly mencoba memberi masukan kepada Dinda dengan pikiran positif. akhirnya Dinda meresapi masukan positif dari Prilly, kemudian mereka berdua beranjak pulang.
saat Dinda sampai di rumah, Dinda masih tidak bisa mnghilangkan pikiran tentang Dwi tadi, ia menangis yang seharusnya ia tak tangisi. 
Di ponsel Dinda banyak menyimpan foto-foto Dwi difolder fotonya, salah satu foto Dwi dijadikan wallpaper ponselnya, Dinda selalu melihat foto Dwi yang diponselnya itu, sayup-sayup lalu pun Dinda tertidur.

Keesokkan harinya Dinda agak belajar cuek dengan Dwi, tetapi Dwi selalu melihat mata Dinda dengan tajam dan teduh berulang kalinya. Tiba-tiba Radian meminta pinjam ponsel ke Dinda untuk membuka Twitter, 15 menit kemudian Radian menyindirkan kalimat ke Dinda seperti ini "pas buka media, terus buka foto, ada foto siapa tuh?" Dinda lupa kalau ia banyak menyimpan foto-foto Dwi keponselnya. Sepertinya Dwi mengetahui hal itu, tetapi Dwi hanya tertawa saja. Dinda merasa malu dan Prilly hanya tertawa melihat Dinda salah tingkah.

Tak terasa Dinda, Prilly, Radian, dan Dwi telah bersama-sama kurang lebih 8 bulan dikelas 9A. Saat itu ada temen sekelas mereka yang lagi main tod, namanya Sifa dan Rama, mereka main berdua. saat itu Sifa dapat Dare, dan Rama memberi perintah agar Sifa menembak orang yang dia suka didalam kelas ini, Sifa menyukai Dwi, akhirnya Sifa menembak langsung Dwi dan Dwi terima. Betapa sedihnya hati Dinda saat kabar itu masuk dalam telinga Dinda. Dwi dan Sifa pun jadian, tetapi hubungan mereka kurang harmonis, sehingga mereka pun berpisah. Hanya 1bulan lamanya mereka bertahan, Dwi memutuskan Sifa, karena sifat Sifa yang suka banyak menuntut kepada Dwi.
Dinda mencoba untuk melupakan Dwi tetapi sulit, malahan yang ada terbayang mukanya dalam benaknya dan pikirannya. Dinda mencari kesibukkan dan memfokuskan diri untuk menghadapi pra ujian negara yang akan diujikan 2 bulan lagi.

>>2 Bulan Berikutnya (bulan April)<<
Dinda mempersiapkan diri untuk ujian negara, singkatnya setelah ujian negara usai Dinda memikirkan berapa nemnya, dan ujung-ujungnya Dinda juga memikirkan berapa nemnya Dwi esok pas bulan Juni mendatang?
~

Satu bulan pun berlalu, akhir dari bulan Mei ini di sekolah mereka mengadakan perpisahan ke Jogja dan Solo. Dinda duduk bersama Prilly di bagian tengah bus, sedangkan Radian dan Dwi duduk di bagian belakang bus. tetapi karena Prilly mual-mual akhirnya Prilly pindah kebagian depan, begitu juga Dwi. ya akhirnya mereka duduk berdua didepan, sedangkan Dinda duduk dibelakang bersama Radian. Dinda selalu berharap Dwi mempunyai rasa yang sama tetapi tidak, Dwi lebih ingin dekat dengan Prilly, tetapi Prilly menganggap itu hanya hal sepele, karena Prilly tidak suka sama Dwi, lagi juga Prilly sudah mempunyai partner sendiri.
Dwi tidur sambil menyenderkan kepalanya kebahu Prilly. Saat Dinda tahu keadaan tersebut, Dinda pun meneteskan air mata dari hati yang sangat dalam kemudian ia tertidur.
Singkatnya...
Awal bulan Juni pun datang, pengumuman kelulusan pun sebentar lagi akan di beritahukan dialamat web diknas pendidikan. Dinda menunggu kabar pengumuman nem tersebut, akhirnya setelah tahu Dinda mendapatkan nem 36.00 sedangkan Dwi hanya 29.00. Dinda pun sedih, betapa tidak beruntungnya Dwi, sehingga mendapatkan nem yang sangat kecil.

Tiba waktunya Dinda pun jujur kepada Dwi tentang hatinya, Dinda mengirim sms ke Dwi, tetapi tidak ada balasan sms untuk Dinda. Betapa kasihannya Dwi tersebut, menyia-nyiakan orang yang sangat menyayangi dia. Dan betapa bodohnya Dinda, menyayangi orang yang tidak menyayangi dia.
Inilah cinta pertama Dinda, sebuah cinta yang penuh dengan harapan palsu serta ketidakpastian dan bertepuk sebelah tangan.